Minggu, 31 Juli 2011

Rencana Kegiatan-ku di Bulan RAMADHAN :)

Planning WIDY ! Chayoo :*

Bangun Sahur : 03.30
Next : Santap sahur bareng keluarga tercinta 
Next : Nonton tv sambil nunggu subuh
Bobok lagi : 05.10 - 07.30
Kemudian Jam 07. 45 : Beres.Beres rumah (Nyapu + Ngepel)
Mandi Pagi : 08.20 - 08.40
Next : Kerjain SKRIPSI (09.10 - sampai bosan)
Next : Sholat Dzuhur
Next Again : Ke rumah bude belajar bikin Kue Kering buat lebaran (sampe waktu ashar)
Terus : Sholat Ashar
Lalu : Mandi sore (skitar jam 17.00 lewat dikit)
Next : Nyiapin buka puasa bersama mamah tersayang
Next : Berbuka puasa bareng keluarga tercinta
Kemudian : Sholat Maghrib jangan lupa !
Jam 19.20 - 21.20 : Menuju Mesjid Al-Kadariyah sholat Isya + Denger ceramah ramadhan + Sholat Tarawih + Sholat Witir
Jam 21.30 : Pulang k rumah 
Lanjut : Ngerjain SKRIPSI bentar
Next : Wudhu' sebelum tidur seperti yang di anjurkan Rasulullah
Jam 23.00 : Pejamin mata cantik
Next : Kembali ke awal (Bangun Sahur)

----FINISH----- 
Success Widy :) Smoga RAMADHAN ini dapat bermanfaat sebagai penyemangat untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. 
Insyaallah. Aamiin ^^

Sabtu, 30 Juli 2011

Sleeping Beauty | Sesuai Tuntunan Rasulullah

Disusun Oleh: Ummu Hajar
Muroja’ah: Ust. Abu Salman

Tidur bagi muslimah merupakan saat yang sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang muslimah di antara jemari Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi tidurnya pun harus cantik. Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?
Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
a) Membaca ayat kursi.
b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh.
c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)
Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:
باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)
Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:
لا إ له إ لاالله الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار
“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”
“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)
Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut:
أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون
“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)
Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)
Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
الحمد لله الذي أحيانابعدماأماتناوإليه النشور
“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.”
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)
Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.
“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
Bersiwak.
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.”(HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:“Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)
Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)
Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)

---- | Don't Be Sad :) |----

Dalam kehidupan, pasti akan ada yang berubah maupun yang bertambah. Entah tambahan itu apakah suatu hal yang menyenangkan ataukah hal yang menyedihkan. Banyak hal yang terjadi menjadi sebuah penyesalan bahkan awal dari alasan sebuah kesedihan yang tiada akhir.
Namun ketika kita tidak berusaha mencari alasan-alasan yang baik dari sebuah penderitaan yang kita alami, seakan-akan kesedihan yang kita alami menjadikan kita sebagai orang yang terburuk keadaannya. Sudahkah kita belajar untuk melihat ke bawah?
Ya benar.
Melihat ke bawah.
Ternyata ada saja yang masih harus kita syukuri dari banyaknya kesedihan yang kita alami. Terkadang sulit untuk kita mencari jawaban mengapa suatu musibah justru terjadi pada diri kita sendiri. Kenapa bukan orang lain? Kenapa bukan orang yang bergembira itu? Kenapa bukan orang yang selalu bahagia itu?
Tapi tidakkah kita sadari bahwa kita hanya melihat dari sudut pandang mata kita. Bagaimana dengan Allah yang Maha Melihat dan Maha Bijaksana.
Tidak kita sadari semua, bahwa sudut pandang kita begitu sempit dan sangat sempit. Allah melihat dari segala sudut yang tidak akan pernah dapat dijangkau oleh manusia. Bukankah kitapun manusia, milik Dia Yang Maha Kuasa.
Berhakkah sebenarnya kita protes? Padahal kita adalah milik-Nya.
Sebuah pertanyaan yang tentu kita tau jawabannya.
Berusahalah merenung dengan pertanyaan-pertanyaan itu.  Berusahalah untuk mencari jawaban positif dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Suatu ketika, ada seorang melaporkan kepada Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Abu Darda’ radliallahu ‘anhu pernah mengatakan: “Fakir itu lebih aku cintai dari pada kaya dan sakit lebih aku sukai dari pada sehat.” Setelah mendengar laporan ini, Hasan mengatakan, “Semoga Allah mengampuni Abu Darda’, adapun yang benar, saya katakan:
من اتكل على حسن اختيار الله له لم يتمن غير الحالة التي اختار الله له
Barangsiapa yang bersandar kepada pilihan terbaik yang Allah berikan untuknya, dia tidak akan berangan-angan selain keadaan yang pilihkan untuknya.” (Kanzul Ummal, Ali bin Hisamuddin al-Hindi)
Entahlah, seakan-akan manusia terus berusaha melawan kodratnya.  Hingga ia tenggelam dengan permasalahanya sendiri yang tiada habisnya.
Lalu lupakah kita tentang hakikat sebenarnya kita diciptakan?
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
” Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”(QS. Adzariyat :56)
Jadi ketika pena diangkat dan catatan takdir telah kering, haruskah kita protes?
Menjalani dengan penuh tawakal dan berusaha menunaikan kewajiban, mungkin adalah obatnya. Daripada berkubang dengan kesedihan yang kita masih belum tau apakah hikmahnya.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
” Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah:112)
Jika Engkau seorang yang bertauhid, untuk apa bersedih, untuk apa mengeluh, untuk sesuatu yang sebenarnya akan engkau jalani.
Percayalah, bukankah Allah tidak akan membebani seseorang diluar kesanggupannya?
Pertanyaan ini adalah hal yang harus engkau renungi. Agar engkau yakin, semua pasti bisa engkau lewati dengan baik. Karena percayalah selalu,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
” Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5 – 6)
Jadi, untuk apa engkau bersedih lagi.
Tersenyumlah untuk dunia yang akan engakau jalani.
Itulah satu cara untuk mengurangi kesedihanmu, yang insya Allah akan berlalu dan akan diselingi kebahagiaan kembali.
Percayalah Allah sayang padamu :)

Akhwat Sejati

Seorang gadis cilik bertanya pada Ayahnya
“Abi…ceritakan padaku tentang Akhwat Sejati”
Sang Ayah pun menoleh dan tersenyum seraya menjawab

Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dari
kecantikan hati yang ada dibaliknya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari
sejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari
keikhlasan Ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari
apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari keahlIannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.


Sang Ayah terdIam sembari menatap putrinya
“Lantas apa lagi Abi…?”
Ketahuilah putriku….


Akhwat Sejati bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia berani mempertaruhkan kehormatannya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari
kekhawatirannya yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.


Dan Ingatlah…!!!
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.

Setelah itu Sang anak kembali bertanya
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi…?”
Sang Ayah memberikan sebuah buku dan berkata
“Pelajarilah mereka!!”
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan
“ISTRI PARA NABI”

Meski kita bukanlah salah satu dari Istri Nabi
Tapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan kita terhadap
Allah SWT

Senin, 25 Juli 2011

Rencana Jadwal Hidup Teratur ala Saya :D

Assalamualaikum :)
Dibawah ini adalah rencana jadwal hidup teratur ala saya :D gag tau deh bakal berhasil apa gag :D tapi Insya Allah kalau bener.bener niat pasti akan terlaksana. *Aamiin ^^


Bangun Pagi => Jam 5.00
Next => Sholat Subuh
Next => Nyapu Rumah + Ngepel Rumah
Next => Kulyah dan sebagainya
Mamam Siang => Jam 12.00 
Sholat Dzuhur => Jam 12.40
Tidur Siang => Jam 14.00 - 15.15
Next => Bengong.Bengong boleh. Nonton TV boleh. Denger Music boleh :D
Mandi => Jam 16.00
Next => Sholat Ashar
Mamam malam di sore hari => Jam 17.00
Next => Menikmati Suasana Sore hari 
Sholat Maghrib + Ngaji = Jam 18.25 - Jam 19.00
Next => Kerjain Skripsi sampe Jam 21.45
Next => Bersihin wajah 
Pejamin mata alias bobok => Jam 22.00


Akan saya coba terapkan agar tubuh saya sehat seperti dulu lagi (agag dudud) ^^. pikiran dan hati sehat. kemudian wajah bersih tanpa jerawat, karna pengaruh jerawat dikarenakan kadar lemak yang ada di tubuh berkurang (maklum dulu saya buntal eh tiba" turun 5 kilo)*Sad. Dan juga pengaruh kurangnya istirahat.


Success widy :)
Yang laen mau coba juga boleh :D
Wassalam

Sabtu, 16 Juli 2011

-----|Rahasia Do'a yg Di Tunaikan|-----



“Kenapa sih doa ku ga dikabulkan? katanya Allah Maha Mengabulkan? tapi apa buktinya?”

“Padahal aku dah berdoa dan berusaha, kenapa tidak dikabulkan?”
Mungkin selalu dalam kehidupan kita sering bertanya kira-kira seperti di atas, bahkan sudah banyak orang-orang sudah tidak percaya lagi dengan doa karena merasa apapun doa yang dia lakukan hasilnya nihil, tidak bisa menghadapi kenyataan yang ada, sehingga jadi orang yang ingkar dan tidak percaya dengan Allah, naudzubillah… nah, berikut saya mencoba jelaskan kepada sobat bagaimana rahasia agar doa kita dikabulkan dengan kemungkinan lebih besar, dan tentu saja semua hasilnya kembali kepada Allah dengan kepercayaan dan keikhlasan. Allah berfirman:  

Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu.” (QS. Al-Mu’min 40:60) Tipe terkabulnya doa ada dua yaitu cash dan delayedPengabulan do’a ada yang cash (langsung/kontan). Misalnya, saat tahajud kita minta jodoh yang shaleh. Ternyata, siang harinya ada yang melamar dan besoknya menikah. Inilah do’a yang cash (kontan). Ada juga do’a yang delayed (tertunda / ditangguhkan). Misalnya, hari ini kita berdo’a, tetapi dikabulkannya baru lima tahun kemudian. Inilah do’a yang delayed (ditangguhkan). Bahkan ada juga do’a yang pengabulannya tidak di dunia, tetapi menjadi deposito amal shaleh kita di akhirat. Ini juga merupakan bentuk pengabulan do’a yang delayed (ditangguhkan).
Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada seorang muslim yang menghadapkan mukanya kepada Allah untuk berdo’a, kecuali Allah akan mengabulkannya (memberikannya). Kadang-kadang, pengabulannya dipercepat (cash) dan kadang diperlambat/ditanggauhkan (delayed).” (HR. Ahmad dan Hakim) Secara manusiawi, apabila permohonan kita tidak atau belum terkabulkan, kita merasa sumpek. Padahal, kemungkinan besar ini yang terbaik untuk kita. Ingat, ilmu kita sangat terbatas, sementara ilmu Allah swt Maha luas.
Hal ini dijelaskan oleh Allah: Bisa saja kamu membenci sesuatu padahal hal itu baik untuk kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal hal itu buruk bagi kamu. Dan Allah-lah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2:216)
“Bisa saja kamu membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa 4:19)
Prinsip-prinsip di atas harus dipegang teguh agar kita tidak berprasangka buruk kepada Allah swt dan tidak putus asa dari rahmat dan karunia-Nya.
Adapun trik agar do’a kita lebih berpeluang untuk dikabulkan adalah sebagai berikut,  
1. Awali Do’a dengan Asmaul Husna. “Allah mempunyai Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu…” (QS. Al-A’raf 7:180) Asmaul Husna artinya nama-nama Allah yang baik, seperti Ar-Rahman (Maha Pemurah), Al Hakiim (Maha Bijaksana), Ar-Rahiim (Maha Penyayang), Al Kariim (Maha Dermawan), Al ‘Aliim (Maha Mengetahui), dan lain-lain. Merujuk pada ayat ini, ketika kita akan meminta sesuatu pada Allah swt., maka awali dengan asmaul husna yang kita hafal, misalnya Ýa Rahmaan, Ya Rahiim, dan lain-lain. setelah itu baru kita berdo’a. Berapa kali Asmaul Husna yang harus kita baca pada awal do’a ? 
Tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan jumlahnya. Jadi, baca saja semampu dan semau kita, sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Namun, alangkah baiknya kalau Asmaul Husna yang kita baca itu ada korelasi (hubungan) dengan permintaan kita, misalnya kalau minta ilmu, awali dengan Ya ‘Aliim (WahaiYang Maha Tahu), Ya Hakiim (Wahai Yang Maha Bijaksana). Kalau minta ampun, kita awali dengan Ya Ghafuur (Wahai Yang Maha Pengampun), Ya Rahiim (Wahai Yang Maha Penyayang), dan lain-lain. 

2. Ucapkan Kalimah Tauhid Setelah membaca Asamul Husna, lalu kita ucapkan Kalimah Tauhid, yaitu pernyataan yang mengekpresikan keimanan kita kepada Allah swt. Kita nyatakan bahwa Allah swt. itu Maha Tunggal, Maha Berkuasa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan lain-lain. Adapun Kalimah Tauhid yang sebaiknya kita baca saat berdo’a adalah sebagai berikut,
[Allahumma inni as aluka bi anni asyhadu annaka antallahu laa ilaaha illa antal ahadu shamadul ladzi lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad ] “Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ya Allah, dengan bersaksi bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah Yang tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Tunggal dan Yang menjadi tempatku bergantung, Yang tidah beranak dan tidak diperanakkan, serta tak ada yang menyamai-Mu seorang pun.” (H.R.Abu Daud, Tirmizdi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim)
[Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru, Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, laa ilaaha illallaahu, walaa haula walaa quwwata illa billaah]
“Tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan dan milik-Nya pula segala puji, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tak ada kekuatan selain dengan kekuatan yang datang dari Allah.” (H.R.Thabrany)  
3. Iringi do’a dengan prasangka baik. Berdo’a harus diiringi dengan prasangka baik kepada Allah swt. bahwa Dia akan selalu mengabulkan do’a kita. Apabila do’a belum dikabulkan, kita harus yakin bahwa apa yang kita pinta mungkin menurut Allah swt. kurang baik, karena itulah Dia tidak mengabulkan permintaan kita, atau tanpa kita sadari Allah telah menggantinya dengah yang lebih baik. Yakinlah, Allah swt. hanya akan mengabulkan permintaan yang sekiranya akan menjadi kebaikan untuk diri kita.
Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdo’a kepada-Ku”. (H.R.Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, kalau kita menyangka Allah itu Maha Penyayang, maka Dia akan menyayangi kita. Kalau kita menyangka Allah itu akan mengabulkan do’a kita, maka Dia akan mengabulkannya selama yang kita mintakan itu akan menjadi kebaikan.
4. Berdo’a dengan hati yang mantap Allah akan mengabulkan do’a yang lahir dari hati yang sungguh-sungguh (mantap), karena itu bersungguh-sungguh dan optimislah bahwa do’a kita bakal dikabulkan-Nya.
“Wahai manusia, jika kamu memohon kepada Allah ‘azza wa jalla, mohonlah langsung kehadirat-Nya dengan keyakinan yang penuh bahwa do’amu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan do’a yang keluar dari hati yang lalai.” (H.R.Ahmad)  
5. Berdo’a dengan kerendahan hati dan suara lembut Kebalikan dari rendah hati adalah sombong. Kalau kita ingin do’a kita dikabulkan, kikislah serta kuburlah sifat-sifat sombong atau takabur. Ketahuilah, Allah hanya akan mengabulkan do’a orang-orang yang rendah hati.  
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf,7 : 55)
Selain dengan rendah hati, berdo’a sebaiknya dilakukan dengan suara yang lembut, karena Allah itu maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita tidak perlu berdo’a dengan berteriak. Rasulullah saw. pernah menegur sejumlah shahabat yang berdo’a dengan berteriak-teriak, Sabda Nabi saw.:  
“Hai Manusia, sesungguhnya Dzat yang kamu seru itu tidak tuli dan tidak jauh, sesungguhnya Tuhan yang kamu seru itu ada diantara kamu, bahkan diantara leher kamu !” (HR. Muttafaq ‘Alaih)  
6. Ulangi Permintaan Sebanyak tiga kali Saat berdo’a, Rasulullah saw., suka mengulanginya hingga tiga kali. “Nabi saw., apabila berdo’a, beliau mengulanginya tiga kali, dan apabila meminta, juga mengulanginya tiga kali.” (H.R.Muslim).
7. Iringi do’a dengan ikhtiar (usaha) Do’a dan ikhtiar bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling melengkapi, tidak bisa dipisahkan. Kalau kita minta ilmu, barengi dengan belajar, minta harta, dampingi dengan usaha, minta sukses dalam karier, iringi dengan kerja keras, minta kesembuhan, ikuti dengan pengobatan, dan lain-lain.
“…Bekerjalah (berusahalah) kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan (ikhtiar)mu itu…” (QS. Attaubah 9:105)
Kesimpulannya, setiap do’a yang kita panjatkan pasti akan dikabulkan Allah swt. Adapun bentuk pengabulannya, ada yang langsung, ada pula yang di tangguhkan hingga beberapa bulan atau tahun, bahkan ada yang ditangguhkan sampai hari akhirat, menjadi deposito pahala di akhirat nanti. Agar do’a berpeluang dikabulkan, kita harus mengawalinya dengan Asmaul Husna, mengucapkan Kalimah Tauhid, berprasangka baik pada Allah, optimis, lakukan dengan rendah hati, ulangi beberapa kali, dan iringi dengan usaha.  Inilah tips agar doa kita dikabulkan oleh Allah,
semoga bisa diamalkan untuk sobat semua. Wallahu A’lam.